Rabu, 21 Maret 2012
Abu Thalib
Agus Irwanto: Abu Thalib: Diriwayatkan dari Al- Musayyab bin Hazn r.a.: Pada saat-saat terakhir kematian Abu Thalib, Rasulullah Saw. pergi mengunjunginya dan menemuka...
Jin
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda, "Tadi malam jin'Ifrit datang padaku dan berusaha mengganggu shalatku tetapi Allah memberiku kemampuan untuk menguasainya. Aku ingin mengikatnya di salah satu pilar masjid sehingga kalian dapat melihatnya keesokan paginya tetapi aku teringat kata-kata saudaraku, Sulaiman, (seperti dinyatakan dalam Al- Quran):
Ya Tuhanku! Ampunilah aku danberilah aku kerajaan yang tiadaseorang pun sesudahku patut memilikinya. Sungguh Kau adalah Maha Pemberi (rahmat berlimpahan). (QS. Shad [38]: 35)
Abu Thalib
Diriwayatkan dari Al- Musayyab bin Hazn r.a.:
Pada saat-saat terakhir kematian Abu Thalib, Rasulullah Saw. pergi mengunjunginya dan menemukan Abu Jahl bin Hisyam dan 'Abdullah bin Abi Umayyah bin Al- Mughirah, di sampingnya. Rasulullah Saw. bersabda, " WahaiPaman! Katakanlah: La ilaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah), kalimat yang akan membuatku bersaksi untuk Anda di hadapan Allah." Abu Jahl dan 'Abdullah bin Abi Umayyah berkata, "Wahai Abu Thalib! Apakah engkau akan mencela agama 'Abdul Muththalib?" Rasulullah Saw. berulang kali meminta Abu Thalib mengucapkannya sementara mereka (Abu Jahl bin Hisyam dan 'Abdullah bin Abi Umayyah) terus-menerus mengulang pernyataan mereka hingga Abu Thalib mengucapkan pernyataan terakhirnya bahwa ia masih memegang agama 'Abdul Muththalib dan menolak mengucapkan: La ilaha illallah. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, "Aku akan memohonkan ampunan Allah untuk Anda selama aku tidak dilarang melakukannya."
Maka Allah menurunkan ayat yang berkaitan dengannya. Ayat yang dimaksud:
Tiadalah pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman bahwa mereka memintakan ampunan bagi orang yang musyrik sekalipun mereka kaum kerabat, setelah nyata kepadanya bahwa mereka adalah penghuni neraka (QS. At-Taubah [9]:113)
(HR. Bukhari)
Coca-Cola Advertising
Seorang salesman Coca-Cola barusaja kembali dari tugasnya di timur tengah, dengan wajah yang sangat kecewa ia berhadapan dengan bossnya.
Si Boss bertanya, “Kenapa kamu gagal melakukan transaksi di Arab?”
“Saat tiba di Arab saya begitu yakin bisa menjual produk kita…”kata si salesman “…Cuman ada satu masalah, saya tidak mengerti bahasa Arab, jadi saya memutuskan untuk mempromosikan produk ini melalui poster bergambar…, poster pertama gambarnya seorang pria yang sedang sekarat & kehausan di tengah padang pasir, poster selanjutnya bergambar pria tersebut kemudian meminum Coca-Cola, dan poster terakhir bergambar pria tersebut akhirnya bangkit kembali dengan kondisi yang segar bugar. Kemudian 3 poster tersebut kita tempel di seluruh penjuru Arab.”
“Loh bukannya itu ide yang brilian, tapi kenapa kamu masih gagal dalam menjual…?” tanya si Boss.
Si Salesman menjawab, “Bukan hanya saya tidak mengerti bahasa Arab, tapi saya juga tidak tahu kalo orang Arab membaca dari kanan ke kiri.”
Ada Genderuwo
Sebuah keluarga sederhana hidup di daerah pinggiran ibu kota, bapaknya bernama Edy (37), istrinya bernama Munah (25) dan anaknya bernama Dita (6th). Mereka tinggal di sebuah kontrakan dengan 2 kamar tidur yang hanya dibatasi dinding triplek. Setiap malam, jika Edy ingin memberi 'nafkah batin' dengan Munah, harus menungguanaknya tertidur.
Suatu hari pukul 22.00, Dita tidakkunjung tidur, malah ingin main ke luar rumah, karena di luar sedang ada hajatan di rumah sebelah yang menghadirkan hiburan organ tunggal.
Dita: "Pak Dita mau nonton dangdut"
Edy: "Nggak boleh..udah malem kamu tidur sana" (kata Edy membujuk, karena saat itu sang ayah ingin sekali mendekati sangistri)
Dita: "Ah engak ah Dita mau nonton dangdut."
Edy langsung puter otak untuk melarang anaknya agar tidak main ke luar dan langsung tidur. Dia pun tau kalau anaknya itu penakut.
Edy : "Eh kalau kamu ke luar nantidi pohon asem samping rumah ada Gondoruwo lho!" (Kata Edy sambil memasang tampang yangmenyeramkan, spontan sang anak langsung masuk ke kamarnya sambil teriak-teriak ketakutan.)
Edy: "Yes berhasil."
Tanpa berlama-lama Edy langsung menghampiri Munah yang sudah hampir tidur dan setelah berbisik-bisik sebentar, langsung tancap gas, berbagi nikmat dengan sang istri. Sekitar 30 menit permainan keduanya berlangsung dan Edy hampir mencapai puncaknya lalu berteriak, "ahk..aku mau ke luar!"
Mendadak dari sebelah kamar Dita menyusul berteriak ketakutan, "Jangan ke luar pak!, di luar ada Gonderuwo!"
Tanpa Sadel
Pada suatu hari, ibu-ibu perkumpulan senam di sebuah komplek elit mengadakan acara lomba bersepeda. Lomba diadakan di lapangan sepak bola di sekitar komplek, dengan materi ketahanan naik sepeda mengitari lapangan.
Seorang ibu yang mendapat giliran pertama memulai dengan gayanya sendiri, namun hanya kuat satu putaran saja. Begitu juga ibu yang kedua, dengan gaya masing-masing, namun sudah ngos-ngosan di putaran pertama.
Setelah giliran ibu yang kelima dengan tenangnya dan bergaya berbeda dengan yang lain. Pada putaran kelima pun masih terlihat ceria sambil merem melek. Bahkan sampai putaran kesepuluh belum juga mau berhenti, jika tidak distop secara paksa oleh ibu yang lain. Jelas ini yang jadi juara.
Ibu yang pertama tanya pada ibujuara tersebut, "Apa sih Bu resepnya kok kuat sampai sepuluh kali?, sambil merem-melek lagi?"
Dengan tenangnya Ibu juara tersebut sambil malu-malu menjawab, "Sepeda saya tanpa sadel"
Dua Orang Sumbing Sedang Bercinta
Alkisah ada 2 orang pengemis yang kebetulan sama-sama sumbing... karena udah ngebet dua-duanya pun melakukan penetrasi di sudut komplek...
Cowok : "ayang, em ey yu" (sayang ML yuk)
Cewek : "iap ni, wahukin yah yang...." (udah telanjang...)
blesss... akhirnya masuk deh tuh mr P ke ms V nya si cewek...
Cewek : "aahhhh, ahhhh, ahhhhh......."
Cowo : "Ohhh, ohhhh, ohhhhh enyak yang... enyak..."
Trus 10 menit kemudian cewek sambil berbisik namun setengah teriak...
Cewek : "Bang, oyang bang..."
Cowok : "Iyah ayang...."
Cewek : "Bang... oyang....."
Cowok : "iyah ayang, ni lg oyang..."
Tiba-tiba.. "PLAK"!!!!
Cewek : "Ada oyang gobyog....!!!! (sambil nunjuk-nunjuk satpam yang lagi ngeliatin mereka berdua dari belakang).
Selasa, 20 Maret 2012
Murtado Macan Kemayoran
Pada zaman penjajahan Belanda, di daerah Kemayoran tinggal seorang pemuda bernama Murtado. Ayahnya adalah anak mantan lurah di daerah tersebut. Murtado adalah anak yang baik. Ia suka menolong orang yang membutuhkannya. Maka Murtado disenangi oleh penduduk di kampung tersebut. Selain itu, ia tekun menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan lainnya. Tak ketinggalan, ilmu bela diri juga dipelajarinya hingga ia menjadi seorang jagoan yang rendah hati.
Pada waktu itu, keadaan masyarakat di daerah Kemayoran tidak tenteram. Penduduk selalu diliputi rasa ketakutan akibat gangguan dari jagoan-jagoan Kemayoran yang berwatak jahat. Belum lagi pajak yang ditarik oleh Belanda dan Cina sangat memberatkan. Padahal, sebagian besar penduduk adalahpetani miskin dan pedagang kecil-kecilan.
Sebenarnya daerah itu dipimpin oleh orang pribumi yang bernama Bek Lihun dan Mandor Bacan. Namun keduanya telah menjadi kaki tangan Belanda sehingga mereka sangat kejam dan hanya memikirkan keuntungan pribadinya saja.
Pada suatu hari, di kampung Kemayoran diadakan derapan padi . Acara itu boleh dilaksanakandengan syarat setiap lima ikat padi yang dipotong, satu ikat adalah untuk yang memotong, sedangkan yang empat ikat untukkompeni. Mandor Bacan ditunjuk mengawasi jalannya upacara itu.
Dalam upacara itu, ada seorang gadis cantik ikut memotong padi. Murtado pun tak ketinggalan ikut di samping gadis tersebut. Mereka rupanya sudah lama menjalin kasih. Tiba-tiba Mandor Bacan melihat ke arah gadis itu dan berniat kurang ajar. Niat itu berhasil digagalkan Murtado. Rupanya Mandor Bacan tidak terima. Lalu terjadilah perkelahian. Dalam perkelahian itu Murtado memperlihatkan ketinggian ilmu beladirinya, sehingga Mandor Bacan dapat dikalahkan dan lari terbirit-birit meninggalkan tempat itu kemudian melapor kepada Bek Lihun.
Mendengar laporan mandornya, Bek Lihun menjadi marah. Berbagai upaya dilakukan untuk membunuh Murtado. Namun semua upaya itu dapat digagalkan Murtado. Sampai suatu hari, Bek Lihun mencoba mencelakai kekasih Murtado. Maka hilanglah kesabaran Murtado. Ditendang dan dihajarnya Bek Lihun hingga babak belur. Akhirnya Bek Lihun minta ampun dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. Setelah kejadian-kejadian itu, maka mulai insyaflah Bek Lihun. Dia mulai menghargai Murtado.
Ketika itu beberapa gerombolan perampok di bawah pimpinan Warsa mulai mengganas di Kemayoran. Setiap malam merekamerampas harta benda penduduk. Kadang-kadang juga melakukan pembunuhan. Menghadapi hal ini Bek Lihun merasa kewalahan. Bahkan ia berkali-kali mendapat teguran dari kompeni karena tidak dapat menjaga keamanan di kampungnya sehingga pajak-pajak untuk kompeni tidak berjalan lancar.
Bek Lihun akhirnya meminta bantuan kepada Murtado. Murtado yang menyadari bahwaia juga bertanggung jawab atas keamanan kampung tersebut menyetujui permohonan Bek Lihun. Bersama dua orang temannya yang bernama Saomin dan Sarpin, Murtado mencari markas perampok itu di daerah Tambun dan Bekasi, tetapi tidak ditemukan. Kemudian mereka pergi ke daerah Kerawang. Di sana gerombolan Warsa dapat dikalahkan. Warsa sendiri mati dalam perkelahian itu. Oleh Murtado dan teman-temannya semua hasil rampokan gerombolan itu diambil dan dibawa kembali ke Kemayoran. Kemudian dikembalikan lagi kepada pemiliknya masing-masing. Semua rakyat di daerah Kemayoran berterima kasih danmerasa berhutang budi kepada Murtado.
Penguasa Belanda pun sangat menghargai jasa-jasa Murtado.Mereka ingin mengangkatnya menjadi bek di daerah Kemayoran menggantikan Bek Lihun. Tetapi tawaran Belanda ini ditolak Murtado, karena dia tidak ingin menjadi alat pemerintah jajahan.“Lebih baik hidup sebagai rakyat biasa tetapi ikut menjaga keamanan rakyat,” gumamnya. Murtado pun aktif berjuang untuk membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajahan, penindasan, dan pemerasan.
Bek: kepala kampung.
Derapan padi: panen/memotong padi
Langganan:
Postingan (Atom)